Anjing Terlatih Mendeteksi Penyakit Parkinson dengan Akurasi Tinggi

Diedit oleh: Екатерина С.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa anjing terlatih dapat mendeteksi penyakit Parkinson melalui bau pada sampel kulit. Studi ini melibatkan dua anjing yang dilatih untuk membedakan antara sampel kulit dari individu dengan dan tanpa penyakit Parkinson. Dalam uji coba buta ganda, anjing-anjing tersebut menunjukkan sensitivitas hingga 80% dan spesifisitas hingga 98%, bahkan ketika sampel berasal dari pasien dengan kondisi kesehatan lain. Temuan ini menawarkan harapan untuk metode diagnostik non-invasif yang dapat mengidentifikasi biomarker penyakit Parkinson lebih awal, memungkinkan intervensi dan pengobatan yang lebih cepat.

Studi ini dilakukan oleh Medical Detection Dogs bekerja sama dengan Universitas Bristol dan Universitas Manchester, dan dipublikasikan dalam The Journal of Parkinson's Disease pada 15 Juli 2025. Dua anjing yang dilatih, Bumper (Golden Retriever) dan Peanut (Black Labrador), menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mendeteksi bau yang terkait dengan penyakit Parkinson. Mereka dilatih selama beberapa minggu dengan lebih dari 200 sampel bau dari individu yang telah diuji positif dan kontrol yang tidak memiliki penyakit tersebut. Sampel-sampel tersebut disajikan kepada anjing melalui sistem stand, dan mereka diberi penghargaan atas indikasi yang benar.

Menurut Claire Guest, CEO dan Kepala Ilmuwan Medical Detection Dogs, "Kami sangat bangga mengatakan bahwa sekali lagi, anjing dapat mendeteksi penyakit dengan sangat akurat. Saat ini tidak ada tes awal untuk penyakit Parkinson, dan gejalanya dapat mulai muncul hingga 20 tahun sebelum menjadi terlihat dan persisten, yang mengarah pada diagnosis yang dikonfirmasi." Penelitian ini menyoroti pentingnya diagnosis tepat waktu, karena pengobatan selanjutnya dapat memperlambat perkembangan penyakit dan mengurangi intensitas gejala.

Nicola Rooney, Profesor Madya di Bristol Veterinary School di Universitas Bristol dan penulis utama studi ini, menambahkan, "Mengidentifikasi biomarker diagnostik dari penyakit Parkinson, terutama yang dapat memprediksi perkembangan atau membantu mendiagnosis penyakit lebih awal, adalah subjek dari banyak penelitian yang sedang berlangsung. Anjing-anjing dalam studi ini mencapai sensitivitas dan spesifisitas tinggi dan menunjukkan bahwa ada tanda bau yang berbeda pada pasien dengan penyakit tersebut. Tingkat sensitivitas 70% dan 80% jauh di atas peluang, dan saya percaya bahwa anjing dapat membantu kita mengembangkan metode cepat, non-invasif, dan biaya efektif untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit Parkinson." Perdita Barran, Profesor Spektrometri Massa di Universitas Manchester, juga berkomentar, "Sungguh menyenangkan menjadi bagian dari penelitian ini yang terinspirasi oleh program Nose2Diagnose kami. Studi ini menambah bukti yang berkembang bahwa swab kulit sederhana dan non-invasif dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit Parkinson, menawarkan metode deteksi awal yang lebih cepat dan lebih mudah diakses."

Temuan ini membuka peluang baru dalam pengembangan metode diagnostik yang lebih cepat dan non-invasif untuk penyakit Parkinson. Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya investasi dalam penelitian medis dan pelatihan tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran dan penanganan penyakit Parkinson secara global. Dengan demikian, penelitian ini memberikan harapan baru bagi jutaan orang di seluruh dunia dan menekankan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam upaya meningkatkan kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Sumber-sumber

  • TRT haber

  • Cumhuriyet

  • Habertürk Global

  • Ensonhaber

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.