Sebuah studi inovatif dari para ilmuwan di Max Planck Institute for Mathematics in the Sciences telah menguraikan kerangka kerja formal dan metodologi empiris untuk menganalisis metafora. Penelitian ini, yang diterbitkan dalam PLOS Complex Systems pada 5 Agustus 2025, mengkonfirmasi pandangan bahwa metafora lebih dari sekadar perangkat retoris; mereka adalah struktur linguistik dan kognitif yang bertahan lama yang secara mendalam membentuk cara kita memahami dunia.
Dengan memanfaatkan alat sistem kompleks, studi ini berhasil memetakan jaringan metafora yang menunjukkan pemisahan yang jelas antara kategori abstrak dan konkret. Penelitian ini menyoroti dua proses metaforis utama: pemetaan dari topik konkret ke topik abstrak, dan munculnya pemetaan baru antar domain konkret. Temuan ini menunjukkan bahwa metafora didorong oleh kontras dan ketegangan, yang memfasilitasi rekonsiliasi dan penemuan kesamaan baru. Para peneliti, termasuk Marie Teich, Wilmer Leal, dan Jürgen Jost, menggunakan analisis data historis untuk mengidentifikasi pola metafora yang stabil dari waktu ke waktu. Studi ini menggarisbawahi bahwa metafora dari domain konkret ke domain abstrak adalah yang paling umum, dengan domain konkret yang sering kali terkait dengan pengalaman tubuh, yang memetakan ke domain yang lebih abstrak. Implikasi dari penelitian ini sangat luas, mencakup linguistik kognitif, filsafat bahasa, dan berpotensi memengaruhi bidang-bidang seperti kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin.