Pola Asuh 'Ibu Macan': Menyeimbangkan Keuntungan Kognitif dengan Biaya Emosional di Tahun 2025
Penelitian terbaru terus mengeksplorasi dampak pola asuh 'ibu macan' pada anak-anak, terutama pengaruhnya pada keterampilan kognitif dan non-kognitif. Sebuah studi di *Economics and Human Biology* menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh ibu yang sangat mendominasi keputusan pendidikan sering menunjukkan kinerja kognitif dan prestasi akademik yang lebih baik. Namun, gaya pengasuhan yang ketat ini juga dapat menghambat perkembangan keterampilan non-kognitif yang penting dan membatasi kegiatan rekreasi.
'Ibu macan' biasanya menekankan keunggulan akademik, disiplin, dan kepatuhan, sering kali memberlakukan jadwal belajar yang ketat. Pendekatan ini, yang dipopulerkan oleh buku Amy Chua, sering dikaitkan dengan budaya Asia Timur. Sementara pendukung berpendapat bahwa itu menumbuhkan etos kerja dan ketekunan yang kuat, para kritikus memperingatkan tentang potensi kecemasan, harga diri rendah, dan hubungan orang tua-anak yang tegang. Perdebatan berlanjut pada tahun 2025, dengan diskusi yang berfokus pada menemukan keseimbangan antara mendorong anak-anak untuk berprestasi dan mendukung kesejahteraan emosional mereka.
China Family Panel Studies (CFPS), sebuah survei longitudinal representatif secara nasional, telah menyediakan data untuk menganalisis efek dari berbagai gaya pengasuhan. Studi-studi ini menilai kemampuan kognitif menggunakan tes standar dan mengukur kemampuan non-kognitif melalui indikator yang terkait dengan sifat kepribadian. Penelitian yang sedang berlangsung bertujuan untuk memahami efek jangka panjang dari pola asuh ibu macan dan mengidentifikasi strategi untuk mendorong keberhasilan akademik dan kesehatan emosional pada anak-anak.