Swiss melalui La Télévision Suisse (RTS) telah memperkenalkan OKI, sebuah majalah edukasi digital inovatif yang ditujukan untuk anak-anak usia 10-12 tahun.
Program mingguan berdurasi 8-10 menit ini menampilkan dua kelompok anak yang berperan sebagai reporter cilik, membekali mereka dengan keterampilan merekam diri sendiri dan mengembangkan kemampuan audiovisual. Pendekatan ini memanfaatkan kebiasaan digital anak-anak sekaligus menyediakan kerangka edukasi yang terstruktur, menawarkan wadah ekspresi dan akses terhadap informasi yang terverifikasi dan dapat dipercaya. Fokus utama OKI adalah menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan kewarganegaraan digital di kalangan anak muda.
Majalah ini mengupas berbagai tema kemasyarakatan, pertanyaan seputar budaya dan teknologi, serta isu-isu kontemporer, berfungsi sebagai sumber daya berharga bagi para pendidik. Episode perdana OKI secara khusus membahas kecerdasan buatan (AI), sebuah topik yang sangat relevan bagi kelompok usia ini. Dipandu oleh François Egger, OKI bertujuan untuk membekali anak-anak dengan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka.
Setiap episode dilengkapi dengan materi edukasi yang dirancang khusus untuk penggunaan di kelas. Materi ini mencakup latihan transversal dan panduan diskusi yang memperluas pembelajaran melampaui sekadar menonton. Pendekatan ini menjadikan OKI sebagai alat pengajaran yang praktis, terutama dalam menumbuhkan pemikiran kritis terhadap informasi dan media baru. Literasi digital, termasuk kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh, menjadi semakin krusial di era banjir informasi saat ini, sebagaimana ditekankan oleh para ahli pendidikan. Anak-anak perlu dilatih untuk memilah informasi dan mengembangkan pola pikir kritis agar tidak mudah terpengaruh oleh konten yang belum tentu benar.
Peluncuran OKI merupakan bagian dari penawaran edukasi yang lebih luas dari RTS di platform RTS Education. Platform ini bertujuan untuk mempopulerkan topik-topik kemasyarakatan, ilmiah, dan peristiwa terkini bagi para pendidik maupun masyarakat umum. Pentingnya literasi digital bagi anak-anak semakin disoroti, mengingat tingginya penetrasi pengguna internet di kalangan usia muda di Indonesia, yang mencapai lebih dari 62% untuk usia 5-12 tahun pada tahun 2022. Namun, kesenjangan muncul ketika orang tua tidak menyadari aktivitas digital anak-anak mereka, sehingga penting bagi orang tua untuk terlibat langsung dalam mendampingi anak dalam menggunakan teknologi secara bertanggung jawab. Kemampuan berpikir kritis yang diasah melalui program seperti OKI sangat penting untuk membekali generasi muda dalam menghadapi arus informasi yang deras di era digital.