Dasar Neurobiologis Persepsi Dunia: Bagaimana Otak Membentuk Optimisme dan Pesimisme untuk Integrasi Sosial yang Lebih Baik

Diedit oleh: Olga Samsonova

Studi neurosains kontemporer secara meyakinkan menunjukkan bahwa cara pandang seseorang terhadap masa depan—baik itu antisipasi terhadap hal terbaik maupun terburuk—meninggalkan jejak yang jelas dan dapat dibedakan dalam struktur arsitektur otak. Para ilmuwan dari Universitas Kobe di Jepang telah mengungkap bahwa perbedaan mendasar dalam kondisi kognitif ini memiliki dampak langsung pada ketahanan hidup, tingkat kesejahteraan umum, dan kemampuan individu untuk berinteraksi secara harmonis dalam lingkungan sosial atau kelompok.

Penggunaan teknik pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) berhasil mengidentifikasi pola aktivasi otak yang spesifik yang membedakan kedua kelompok ini. Individu yang cenderung optimistis, misalnya, menunjukkan peningkatan aktivitas yang mencolok di area yang dikenal sebagai korteks prefrontal medial (mPFC). Area otak ini bukan hanya sekadar pusat pemrosesan; ia sangat penting perannya dalam fungsi eksekutif seperti perencanaan strategis jangka panjang, menjaga tingkat motivasi yang tinggi, dan memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang rasional dan matang. Selain itu, ketika para optimis membayangkan peristiwa yang akan datang, pola aktivasi saraf mereka di zona mPFC ini menunjukkan kesamaan yang signifikan. Kesamaan pola ini menjadi kunci yang mungkin menjelaskan mengapa mereka memiliki kemampuan sinkronisasi yang lebih baik dengan individu lain yang juga berpandangan positif, sehingga mempermudah integrasi dan kolaborasi mereka dalam tim kerja profesional maupun jaringan sosial yang lebih luas.

Sebaliknya, pada individu pesimistis, yang pandangan masa depannya sering kali diselimuti oleh rasa khawatir dan kecemasan, aktivitas otak didominasi oleh amigdala. Amigdala adalah struktur kuno yang terletak jauh di dalam otak, yang bertindak sebagai pusat utama untuk memproses rasa takut dan berbagai emosi negatif. Berbeda tajam dengan ‘tanda tangan’ saraf yang terpadu dan seragam pada kelompok optimis, otak para pesimis justru menunjukkan skema aktivasi yang lebih beragam dan sangat individual ketika mereka diminta membayangkan skenario yang tidak menguntungkan. Sebagai komponen integral dari sistem limbik, amigdala memiliki fungsi ganda: tidak hanya merespons ancaman yang ada, tetapi juga secara cermat merekam detail lingkungan di saat bahaya. Mekanisme ini dapat menyebabkan kondisi hiper-kewaspadaan yang berkelanjutan, bahkan ketika tidak ada ancaman nyata yang hadir di lingkungan sekitar mereka.

Korteks prefrontal medial, pada gilirannya, memainkan peran vital dalam meregulasi respons emosional yang dipicu oleh amigdala, memastikan adanya reaksi yang lebih seimbang dan terukur terhadap stimulus luar. Penting untuk dipahami bahwa 'lanskap' saraf yang terbentuk ini bukanlah sesuatu yang statis atau permanen. Konsep plastisitas otak membuka peluang besar bagi setiap individu untuk menumbuhkan pandangan hidup yang lebih konstruktif dan positif.

Berbagai metode intervensi mental, seperti praktik syukur yang disadari (mindful gratitude), penataan ulang situasi (reframing), dan pelatihan perhatian, memiliki potensi yang terbukti untuk memperkuat koneksi saraf yang bertanggung jawab membentuk representasi masa depan yang diinginkan. Proses ini pada dasarnya merupakan restrukturisasi aktif dari mekanisme internal diri. Dengan mengolah kembali cara otak merespons, seseorang dapat bergerak menjalani kehidupan dengan lebih percaya diri dan harmonis, secara efektif mengubah potensi hambatan menjadi pijakan untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Kemampuan untuk secara sadar membentuk kembali respons saraf ini menegaskan bahwa nasib kognitif kita dapat diubah melalui intervensi perilaku dan mental yang terarah.

Sumber-sumber

  • Cambio16

  • Un estudio afirma que el cerebro de las personas pesimistas es diferente: son mentes únicas

  • Después de todo, el cerebro del optimista sí se comporta distinto al del pesimista

  • Los cerebros de los optimistas funcionan en sintonía cuando imaginan el futuro, a diferencia del de los pesimistas

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.