Inovasi terbaru dalam teknologi energi surya telah melahirkan terobosan signifikan berupa pengembangan lapisan bening yang mampu mengubah jendela konvensional menjadi perangkat penghasil listrik. Teknologi ini memanfaatkan kristal cair kolesterik berlapis-lapis (CLC) untuk mengarahkan spektrum cahaya matahari menuju sel fotovoltaik tersembunyi, memungkinkan penangkapan energi bersih tanpa mengurangi kejernihan visual kaca. Salah satu prototipe, yang disebut CUSC, mencapai transmisi cahaya tampak 64% dan indeks rendering warna lebih dari 91. Sistem ini juga mampu mengkonsentrasikan sinar matahari hingga 50 kali lipat pada jendela selebar dua meter, mengurangi kebutuhan sel fotovoltaik hingga 75%. Perkembangan ini membuka cakrawala baru untuk integrasi energi terbarukan yang mulus ke dalam desain arsitektur modern.
Keunggulan utama teknologi ini adalah kemampuannya untuk diaplikasikan sebagai retrofit pada struktur bangunan yang sudah ada, menyederhanakan proses instalasi dan meminimalkan kebutuhan ruang tambahan dibandingkan panel surya atap konvensional. Para peneliti, termasuk tim dari Universitas Nanjing yang mengembangkan komponen kristal cair kolesterik berlapis-lapis (CLC), dan tim dari Michigan State University, telah mendemonstrasikan penerapan teknologi ini pada permukaan vertikal seperti jendela, yang seringkali menawarkan area tapak lebih besar pada gedung-gedung tinggi. Sebuah sampel eksperimental berdiameter 2,5 cm telah menunjukkan kemampuan untuk memberi daya pada kipas kecil 10 mW dalam kondisi cerah. Para ahli memperkirakan bahwa jika fasad kaca gedung pencakar langit dioptimalkan dengan panel surya transparan ini, seluruh bangunan berpotensi bertransformasi menjadi pembangkit listrik berskala besar.
Lapisan pelapis inovatif ini dirancang untuk memanen hingga 38,1% dari energi cahaya yang mengenainya, dengan memfokuskan sinar matahari untuk meningkatkan daya tangkap. Prinsip kerjanya sering melibatkan pemanfaatan cahaya terpolarisasi sirkular secara selektif, yang kemudian diarahkan ke tepi kaca tempat sel surya tipis dipasang untuk diubah menjadi listrik. Kemampuan mengintegrasikan pembangkitan daya surya langsung ke dalam elemen permukaan sehari-hari ini secara fundamental mengurangi ketergantungan pada sumber energi penghasil polusi, sejalan dengan upaya global menuju pembangunan berkelanjutan.
Selain menghasilkan listrik, teknologi serupa, seperti sel surya transparan ClearView Power dari Ubiquitous Energy yang mencapai efisiensi konversi listrik 9,8%, dapat meningkatkan efisiensi energi bangunan dengan memblokir panas matahari inframerah. Kombinasi kedua fungsi ini berpotensi mendorong bangunan menuju status nol energi bersih. Meskipun tantangan seperti biaya produksi yang masih relatif tinggi dan kebutuhan untuk memenuhi standar daya tahan bangunan tetap ada, potensi penurunan biaya energi untuk properti komersial besar dan peningkatan kemandirian energi menjadi katalisator perubahan yang substansial. Pengembang terus berupaya meningkatkan transparansi hingga 60% di masa depan, sambil mempertahankan kinerja andal selama perkiraan masa pakai hingga tiga dekade.