Empati dan Kreativitas: Kunci Perilaku Pro-sosial pada Anak-anak Prasekolah
Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa empati dan kreativitas sangat penting untuk mengembangkan perilaku pro-sosial pada anak-anak kecil, yang dapat mengarah pada masyarakat yang lebih penyayang dan kooperatif. Penelitian yang diterbitkan dalam *International Journal of Child and Educational Psychology* oleh Gungordu, Hernandez-Reif, Walker, dan rekan-rekannya, menyoroti bagaimana kemampuan ini bekerja sama untuk membentuk bagaimana anak-anak prasekolah berinteraksi dengan orang lain.
Perilaku pro-sosial, tindakan yang bermanfaat bagi orang lain, sangat penting untuk interaksi sosial yang sehat. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang menunjukkan empati (memahami perasaan orang lain) dan kreativitas (menemukan solusi baru) lebih mungkin untuk bertindak baik dan membantu.
Para peneliti mengamati anak-anak berusia tiga hingga lima tahun, menggunakan tes dan pengamatan untuk mengukur empati dan kreativitas. Mereka menemukan bahwa anak-anak dengan tingkat keduanya yang lebih tinggi lebih mungkin untuk berbagi, membantu, dan menghibur orang lain. Studi ini menunjukkan bahwa empati dan kreativitas saling berhubungan, tidak terpisah.
Keterampilan ini berbagi jaringan saraf di otak, terutama di area yang terkait dengan pemahaman sosial. Temuan ini menantang metode pendidikan tradisional yang berfokus pada emosi atau keterampilan berpikir secara terpisah. Sebaliknya, penelitian menunjukkan bahwa memelihara imajinasi dan pemahaman emosional bersama-sama adalah kunci untuk mendorong perilaku pro-sosial.
Ini dapat melibatkan penggunaan cerita, bermain peran, dan kegiatan kreatif di sekolah. Penelitian ini menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini dalam membentuk generasi mendatang. Dengan mempromosikan empati dan kreativitas, kita dapat membantu anak-anak menjadi lebih kompeten secara sosial dan inovatif, berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik dan lebih kolaboratif.