Ahli bedah saraf terkemuka, Michael Egnor, menantang pandangan tradisional mengenai hubungan antara otak dan pikiran. Melalui studi kasus klinis, Egnor mengemukakan bahwa kesadaran mungkin ada di luar batas fisik otak, sebuah gagasan yang bertentangan dengan pandangan materialistis dominan dalam ilmu saraf.
Salah satu kasus yang paling berpengaruh bagi Egnor adalah pasien yang menjalani operasi tumor otak dalam keadaan sadar. Meskipun sebagian besar lobus frontal otaknya diangkat, pasien tetap sadar dan mampu berkomunikasi. Pengalaman ini membuat Egnor mempertanyakan asumsi bahwa otak adalah satu-satunya sumber kesadaran.
Egnor juga merujuk pada karya Wilder Penfield, seorang ahli bedah saraf yang mengembangkan "Prosedur Montreal" untuk pengobatan epilepsi. Melalui stimulasi listrik pada otak pasien yang sadar, Penfield memetakan berbagai fungsi otak dan mengamati bahwa stimulasi tersebut tidak pernah menghasilkan pemikiran abstrak. Penfield menyimpulkan bahwa pemikiran abstrak berasal dari jiwa, bukan semata-mata dari aktivitas otak.
Temuan ini, yang dieksplorasi lebih lanjut dalam buku Egnor dan Denyse O'Leary tahun 2025, "The Immortal Mind: A Neurosurgeon’s Case for the Existence of the Soul", membuka diskusi baru mengenai sifat kesadaran. Penelitian yang lebih baru, seperti yang dilaporkan pada September 2024, menunjukkan bahwa interaksi obat dengan mikrotubulus dalam neuron mendukung teori kuantum tentang kesadaran, yang mungkin melibatkan proses di luar penjelasan neurobiologis semata.
Meskipun beberapa ahli, seperti profesor psikologi Iris Berent, berpendapat bahwa persepsi kita tentang pemisahan antara tubuh dan pikiran dapat berasal dari bias kognitif, karya Egnor dan Penfield sebelumnya memberikan perspektif penting. Perspektif ini menyoroti kompleksitas kesadaran dan potensi keberadaannya di luar kerangka fisik murni, mendorong eksplorasi lebih lanjut dalam bidang neurosains dan filsafat pikiran.