Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengumumkan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina secara resmi pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijadwalkan pada September 2025. Keputusan ini menegaskan komitmen Prancis terhadap perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah.
Pengumuman ini telah menimbulkan reaksi beragam dari komunitas internasional. Israel mengkritik langkah tersebut, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pengakuan ini berisiko memperburuk ketegangan regional. Sementara itu, Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan penolakan terhadap keputusan Prancis, menilai bahwa langkah tersebut dapat menghambat upaya perdamaian dan mendukung propaganda kelompok tertentu.
Di sisi lain, beberapa negara Eropa seperti Norwegia, Irlandia, dan Spanyol telah mengakui Negara Palestina sebelumnya, menunjukkan tren peningkatan pengakuan internasional terhadap kedaulatan Palestina. Keputusan Prancis ini dipandang sebagai langkah signifikan dalam diplomasi Eropa terkait konflik Israel-Palestina.
Pengakuan Prancis terhadap Negara Palestina diharapkan dapat mendorong dialog lebih lanjut antara pihak-pihak terkait dan berkontribusi pada upaya mencapai solusi dua negara yang diinginkan oleh banyak pihak internasional.