Pada tanggal 11 Juli 2025, dunia memperingati 30 tahun genosida Srebrenica, sebuah tragedi yang meninggalkan luka mendalam dalam sejarah kemanusiaan. Dari sudut pandang sosial-psikologis, peristiwa ini memberikan wawasan penting tentang dampak psikologis dan sosial dari kekerasan massal, serta bagaimana masyarakat merespons dan memulihkan diri dari trauma.
Genosida Srebrenica, yang terjadi pada Juli 1995, mengakibatkan pembantaian sistematis lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia oleh pasukan Serbia Bosnia. Peristiwa ini bukan hanya sebuah tragedi kemanusiaan, tetapi juga sebuah studi kasus tentang bagaimana kebencian, prasangka, dan dehumanisasi dapat mengarah pada kekejaman ekstrem. Penelitian menunjukkan bahwa trauma yang dialami oleh para penyintas genosida Srebrenica berdampak jangka panjang, termasuk gangguan stres pasca-trauma (PTSD), depresi, dan kecemasan.
Secara sosial, genosida Srebrenica memicu perpecahan dan konflik dalam masyarakat Bosnia. Proses rekonsiliasi menjadi tantangan besar, karena para penyintas harus menghadapi ingatan menyakitkan tentang kekerasan yang mereka alami, sementara pelaku seringkali menolak bertanggung jawab atas tindakan mereka. Namun, upaya untuk membangun kembali hubungan sosial dan memulihkan kepercayaan tetap menjadi prioritas utama. Organisasi masyarakat sipil dan kelompok advokasi memainkan peran penting dalam memberikan dukungan psikologis kepada para penyintas, mempromosikan dialog, dan memperjuangkan keadilan.
Studi psikologis juga menyoroti pentingnya memori kolektif dalam penyembuhan dari trauma. Peringatan tahunan, museum, dan monumen memainkan peran penting dalam menjaga ingatan tentang genosida Srebrenica, serta memberikan ruang bagi para penyintas untuk berbagi pengalaman mereka dan merasa didengar. Selain itu, pendidikan tentang genosida dan hak asasi manusia sangat penting untuk mencegah kekerasan serupa di masa depan. Dengan memahami dampak psikologis dan sosial dari genosida, kita dapat bekerja menuju masyarakat yang lebih adil, damai, dan inklusif.