Perjanjian Perdagangan Bebas China-ASEAN: Perspektif Historis dan Perkembangan

Diedit oleh: Татьяна Гуринович

Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) versi 3.0 antara China dan Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) menandai tonggak penting dalam sejarah hubungan ekonomi regional. Dari perspektif historis, perjanjian ini mencerminkan evolusi kerjasama ekonomi yang berkelanjutan. Artikel ini akan mengulas sejarah perjanjian, perkembangan, dan implikasinya.

Negosiasi yang dimulai pada November 2022, memakan waktu hampir tiga tahun untuk diselesaikan. Persetujuan ini dijadwalkan oleh para pemimpin pada Oktober 2025. Kerjasama ini mencerminkan komitmen jangka panjang untuk memperkuat hubungan ekonomi. ASEAN, sebagai mitra dagang terbesar China, telah mengalami peningkatan signifikan dalam volume perdagangan.

Perdagangan bilateral mencapai $234 miliar pada kuartal pertama 2025, menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Perjanjian ini juga mencakup rencana aksi lima tahun, yang menekankan komitmen untuk kerjasama berkelanjutan. Fokus pada ekonomi digital dan hijau, serta konektivitas rantai pasokan, adalah langkah maju yang signifikan. Ini menunjukkan adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, konsultasi tentang kode etik Laut China Selatan yang akan diselesaikan tahun depan, menambah stabilitas politik dan ekonomi di kawasan. Ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan kerjasama. Perjanjian ini, dengan demikian, bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga tentang membentuk masa depan ekonomi dan politik di kawasan.

Sumber-sumber

  • Reuters

  • The Economic Times

  • The Business Times

  • Channel News Asia

  • Reuters

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.