Terobosan terbaru di tahun 2025 menunjukkan bahwa perjalanan waktu mungkin lebih mudah dicapai daripada yang dibayangkan sebelumnya. Para fisikawan secara aktif mengembangkan model yang menantang paradoks yang sudah mapan terkait dengan perubahan masa lalu, membuka jalan bagi potensi kemajuan dalam teknologi perjalanan waktu.
Model John D. Norton, yang dirinci dalam American Journal of Physics pada Februari 2025, menunjukkan kelayakan matematis perjalanan waktu tanpa memerlukan materi eksotis atau pelengkungan ruang-waktu yang ekstrem. Ini menunjukkan bahwa perjalanan waktu dapat terjadi dalam kondisi fisik yang lebih biasa.
Penelitian dari Dr. Fabio Costa dan Germain Tobar terus menantang asumsi bahwa kurva temporal tertutup pasti menciptakan paradoks. Model mereka menunjukkan bahwa alam semesta dapat menyesuaikan diri untuk mencegah kontradiksi logis, menunjukkan bahwa penjelajah waktu dapat bergerak bebas di masa lalu tanpa mengubah masa depan secara drastis. Temuan ini lebih lanjut didukung oleh penelitian yang dipresentasikan di konferensi Phocuswright Europe 2025, yang menyoroti potensi AI dan identitas digital dalam mengubah pengalaman perjalanan.
Kemajuan ini menunjukkan bahwa teknologi perjalanan waktu dapat berkembang, berpotensi menjadi lebih mudah diakses. Eksplorasi berkelanjutan tentang mekanika kuantum, relativitas umum, dan termodinamika menawarkan perspektif baru tentang struktur ruang-waktu, seperti yang dicatat oleh fisikawan Lorenzo Gavassino pada Januari 2025.
Jika perjalanan waktu menjadi kenyataan, tujuannya mungkin bergeser dari mengubah sejarah menjadi menjelajahi memori dan kebenaran. Daya tarik abadi dari perjalanan waktu mungkin terletak pada kesempatan untuk terhubung kembali, menghidupkan kembali, dan menemukan kembali, yang pada akhirnya kembali ke masa kini yang diubah oleh pengetahuan baru.