Sebuah robot bedah, yang dilatih dengan mengamati video operasi, telah berhasil menyelesaikan prosedur pengangkatan kantung empedu yang kompleks secara mandiri.
Robot tersebut, bernama SRT-H, menunjukkan presisi dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa, mencerminkan keterampilan seorang ahli bedah manusia yang berpengalaman. Pencapaian ini, yang dipimpin oleh Johns Hopkins University, menandai langkah signifikan menuju sistem bedah yang sepenuhnya otonom.
Sistem SRT-H menggunakan kerangka kerja hierarkis dan pembelajaran imitasi untuk melakukan prosedur kolesistektomi dengan tingkat keberhasilan 100%. Robot ini mampu beradaptasi dengan variasi anatomi dan membuat keputusan secara mandiri, menunjukkan potensi AI dalam bedah.
Penelitian ini, yang didukung oleh ARPA-H, mengisyaratkan masa depan di mana robot bedah dapat mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan hasil pasien. Namun, pengawasan manusia tetap krusial untuk mengatasi komplikasi yang tidak terduga. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai kita di Indonesia, di mana kolaborasi dan rasa saling percaya antara teknologi dan tenaga medis sangat penting.
Potensi teknologi ini juga relevan di Indonesia, di mana peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan efisiensi dalam prosedur bedah sangat dibutuhkan. Diharapkan, pengembangan teknologi ini dapat memberikan dampak positif bagi dunia medis di Indonesia, dengan tetap mengedepankan etika dan nilai-nilai kemanusiaan.