Seniman Malaysia Bersinar di Penghargaan Musik Antarbenua

Diedit oleh: Inna Horoshkina One

Panggung musik internasional kembali diramaikan oleh talenta luar biasa dari Malaysia. Para musisi kebanggaan negeri ini berhasil mengukir prestasi gemilang di ajang bergengsi InterContinental Music Awards (ICMA) 2025 yang diselenggarakan di Los Angeles, Amerika Serikat. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi bukti kualitas artistik mereka, tetapi juga menggarisbawahi semakin kuatnya kehadiran musik Malaysia di kancah global.

Di antara para pemenang, band folk-rock asal Sabah, Tuni Sundatang, meraih penghargaan Best in Asia (Asian Folk) untuk lagu mereka "Highlanders". Karya ini merupakan perayaan dedikasi mereka dalam melestarikan kekayaan budaya Dusun. Melalui alunan musik yang khas, Tuni Sundatang membawa warisan leluhur mereka ke panggung dunia, menunjukkan bagaimana tradisi dapat beresonansi kuat di era modern. Keberhasilan ini sejalan dengan upaya pelestarian instrumen asli Dayak seperti sundatang, sompoton, dan kulintangan yang dilakukan oleh musisi-musisi seperti Gindung Mc Feddy Simon, yang juga merupakan bagian dari Tuni Sundatang. Upaya ini penting untuk menjaga agar warisan budaya tak tergerus oleh kemajuan zaman.

Tak kalah membanggakan, penyanyi-penulis lagu Heerraa dianugerahi Best in North America (Folk) untuk karyanya "Love Wins". Heerraa, yang juga merupakan anggota The Recording Academy (GRAMMYs), membuktikan jangkauan globalnya dengan pencapaian ini. Lebih lanjut, kiprahnya semakin bersinar ketika ia juga dinobatkan sebagai Female Songwriter of the Year di International Singer-Songwriters Association (ISSA) Awards di Atlanta. Pengakuan ganda ini menegaskan posisinya sebagai salah satu figur penting dalam industri musik kontemporer.

Pianis Edward Kee melengkapi daftar kemenangan gemilang ini dengan meraih Best in Pangea (New Age) untuk komposisi "Rise Up". Karyanya yang menyentuh ini diapresiasi karena mampu membangkitkan semangat dan ketahanan. Kee sebelumnya juga telah diakui sebagai Juara Komposisi pada International Young Artist Open Competition 2024, menunjukkan konsistensinya dalam menghasilkan karya berkualitas.

InterContinental Music Awards, yang didirikan pada tahun 2011, memiliki misi untuk mempererat persatuan global dan merayakan keragaman budaya melalui pencapaian musik. Dengan lebih dari 500 finalis dari lebih dari 50 negara, ajang ini menjadi platform penting bagi para seniman untuk mendapatkan pengakuan internasional. Kehadiran banyak seniman Malaysia sebagai finalis di berbagai kategori, seperti Vincent Yong, TRADITOPIA, dan Isabelle Wyen-Lam Yong, semakin memperkuat citra Malaysia sebagai negara dengan lanskap musik yang dinamis dan terus berkembang. Prestasi para seniman Malaysia di ICMA 2025 ini bukan hanya sekadar penghargaan individu, tetapi juga cerminan dari kekayaan warisan budaya dan bakat yang terus tumbuh di negara tersebut. Ini adalah momen yang menginspirasi, menunjukkan bagaimana musik dapat menjadi jembatan antarbudaya dan menyatukan dunia dalam harmoni.

Sumber-sumber

  • Daily Express Sabah

  • Malay Mail

  • InterContinental Music Awards

  • International Singer-Songwriters Association

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.