Pada 18 Juli 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengajukan gugatan pencemaran nama baik senilai $10 miliar terhadap The Wall Street Journal (WSJ), induk perusahaannya News Corp, pemilik Rupert Murdoch, dan dua wartawan WSJ. Gugatan ini menanggapi laporan WSJ yang mengklaim bahwa Trump mengirim surat ulang tahun yang sugestif kepada Jeffrey Epstein pada tahun 2003. Trump membantah klaim tersebut, menyebutnya palsu dan merugikan reputasinya.
Surat yang dipermasalahkan, yang diklaim oleh WSJ, berisi gambar wanita telanjang dan pesan yang berakhir dengan "Happy Birthday — and may every day be another wonderful secret," ditandatangani "Donald." Trump menegaskan bahwa dia tidak menulis surat tersebut dan tidak membuat gambar seperti itu. Sebelumnya, Trump dan Epstein diketahui memiliki hubungan sosial, namun Trump mengklaim telah mengalami "falling out" dengan Epstein sebelum masalah hukum Epstein menjadi publik pada 2006.
Gugatan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan dari pendukung Trump untuk merilis bukti terkait hubungan Epstein. Departemen Kehakiman AS, menanggapi sebagian dari tekanan ini, mengajukan mosi di pengadilan federal untuk membuka transkrip dewan juri terkait Epstein dan Ghislaine Maxwell. Dokumen-dokumen ini dapat memberikan wawasan baru tentang kasus tersebut, meskipun kemungkinan akan banyak yang disunting untuk melindungi privasi.
Gugatan ini menyoroti pentingnya literasi media dan kemampuan untuk mengevaluasi sumber informasi secara kritis. Dalam era informasi saat ini, kemampuan untuk membedakan antara fakta dan opini sangat penting. Kasus ini juga menekankan pentingnya transparansi dan akses terhadap informasi dalam proses hukum, yang dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana keadilan ditegakkan.