Setiap tanggal 25 Agustus, dunia merayakan Hari Ramen Internasional, sebuah momen untuk mengapresiasi hidangan mi kuah Jepang yang telah mendunia. Berawal dari Tiongkok, ramen telah mengalami evolusi dan adaptasi di berbagai negara, termasuk Spanyol, menjadikannya fenomena kuliner global.
Ramen, yang terdiri dari kaldu, mi, dan berbagai topping seperti daging, sayuran, dan telur, diperkirakan pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada abad ke-19. Hidangan ini kemudian menjadi populer di Jepang pasca-Perang Dunia II karena harganya yang terjangkau dan rasanya yang kaya. Pasar mi ramen internasional menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan nilai pasar mencapai USD 52,34 miliar pada tahun 2023 dan diproyeksikan mencapai USD 90,09 miliar pada tahun 2031, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 6,96% antara tahun 2024-2031. Pertumbuhan ini didorong oleh urbanisasi dan gaya hidup yang serba cepat, yang meningkatkan permintaan akan makanan praktis.
Di Spanyol, kota-kota seperti Madrid dan Barcelona menjadi pusat bagi para penggemar ramen. Madrid menawarkan berbagai pilihan seperti Chuka Ramen Bar, Komainu, dan Kuraya, sementara Barcelona memiliki Ryu Ramen, Grasshopper Ramen Bar, dan Koku Kitchen. Fenomena ramen di Spanyol juga dipengaruhi oleh budaya pop Jepang seperti anime, yang terlihat dari konsep restoran yang mengusung dekorasi bernuansa manga.
Sejak diperkenalkannya ramen instan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958, yang merevolusi penyajian makanan cepat saji, ramen terus berinovasi. Tren saat ini mencakup premiumisasi produk dengan bahan berkualitas tinggi dan pengembangan opsi yang lebih sehat seperti ramen bebas gluten dan rendah sodium. Pasar ramen instan global sendiri diperkirakan mencapai USD 34,6 miliar pada tahun 2025, menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat.
Perjalanan ramen dari hidangan sederhana di Tiongkok hingga menjadi fenomena kuliner global mencerminkan kemampuannya untuk beradaptasi dan beresonansi dengan selera yang beragam di seluruh dunia. Perayaan Hari Ramen Internasional ini menjadi pengingat akan kekayaan budaya dan kenikmatan kuliner yang ditawarkan oleh semangkuk ramen.