Museum Nasional Zayed di Abu Dhabi, yang dijadwalkan dibuka pada Desember 2025, menjadi sorotan utama dari perspektif Teknologi. Museum ini tidak hanya akan menampilkan artefak bersejarah, tetapi juga mengintegrasikan teknologi canggih untuk memberikan pengalaman yang mendalam dan edukatif bagi para pengunjung.
Arsitektur museum, yang dirancang oleh Lord Norman Foster, adalah perwujudan dari inovasi teknologi. Lima struktur baja yang menyerupai sayap elang bukan hanya elemen estetika, tetapi juga simbol warisan Emirat dan contoh desain berkelanjutan. Terletak di Distrik Budaya Saadiyat, museum ini akan menampilkan artefak penting, termasuk Mutiara Abu Dhabi dan Al-Qur'an Biru. Distrik ini sendiri telah menarik investasi besar-besaran, menunjukkan ambisi Abu Dhabi untuk menjadi pusat budaya global. Berdasarkan laporan terbaru, penggunaan teknologi realitas tertambah (AR) dan realitas virtual (VR) akan menjadi bagian integral dari pameran interaktif di museum, memberikan pengalaman yang lebih imersif bagi pengunjung.
Museum ini juga akan menampilkan rekonstruksi perahu Magan kuno, yang menggabungkan sejarah dengan teknologi modern. Museum ini bertujuan untuk inklusif, menawarkan pameran interaktif dan program untuk berbagai kelompok. Penggunaan teknologi dalam museum ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman belajar dan memperkaya pemahaman pengunjung tentang sejarah dan budaya. Inisiatif Abu Dhabi dalam berinvestasi pada teknologi budaya adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat mendorong pembangunan ekonomi dan sosial.
Pembukaan Museum Nasional Zayed akan memperkuat posisi Abu Dhabi sebagai pusat budaya dan teknologi terkemuka di dunia. Dengan menggabungkan desain inovatif, teknologi canggih, dan pendekatan inklusif, museum ini menetapkan standar baru untuk institusi budaya di seluruh dunia.