Para ilmuwan di Max Planck Institute for Nuclear Physics (MPIK) telah berhasil mendeteksi antineutrino dari reaktor nuklir menggunakan detektor kecil seberat 3 kilogram. Penelitian ini dilakukan di dekat reaktor nuklir Leibstadt di Swiss dan dipublikasikan dalam jurnal Nature pada Juli 2025. Penemuan ini membuka jalan baru untuk mempelajari sifat dasar neutrino dan dapat berkontribusi pada pemantauan reaktor nuklir serta penelitian fisika partikel lebih lanjut.
Detektor yang digunakan dalam eksperimen ini berbasis germanium dan mampu mendeteksi interaksi antineutrino dengan inti atom melalui proses yang dikenal sebagai hamburan koheren antineutrino–inti (CEvNS). Proses ini memungkinkan deteksi interaksi antineutrino dengan seluruh inti atom secara serempak, meningkatkan kemungkinan terjadinya recoil inti yang dapat diamati. Eksperimen sebelumnya telah mengamati proses ini di laboratorium, namun penelitian ini merupakan yang pertama kali mengamati CEvNS dari sumber reaktor nuklir pada energi rendah.
Selama periode pengukuran 119 hari antara 2023 dan 2024, tim peneliti berhasil mengidentifikasi sinyal antineutrino yang signifikan, yang konsisten dengan prediksi teori fisika partikel standar. Hasil ini menunjukkan sensitivitas tinggi dari eksperimen CONUS+ dan kemampuannya dalam mendeteksi hamburan antineutrino–inti dari reaktor nuklir. Penelitian ini juga membuka kemungkinan pengembangan detektor neutrino kecil dan portabel untuk memantau output panas reaktor atau konsentrasi isotop, yang dapat digunakan dalam aplikasi pemantauan reaktor nuklir dan penelitian fisika partikel lebih lanjut.
Penelitian ini menegaskan potensi besar dari teknik CEvNS dalam memahami proses fisika fundamental dan dapat menjadi titik awal bagi era baru dalam penelitian neutrino. Dengan meningkatkan sensitivitas eksperimen dan mengembangkan detektor yang lebih canggih, para ilmuwan berharap dapat melakukan pengukuran yang lebih akurat dan mengeksplorasi fenomena fisika baru yang belum terungkap sebelumnya.