Sebuah teknik pencitraan otak baru bernama FREQ-NESS menawarkan pandangan dinamis tentang bagaimana otak merespons suara. Berbeda dengan metode lama, FREQ-NESS menunjukkan bagaimana jaringan saraf berubah secara real-time dengan setiap nada atau irama.
Para peneliti menemukan bahwa jaringan gelombang otak bergeser dan menata ulang sebagai respons terhadap suara. Hal ini menunjukkan bahwa suara secara aktif membentuk otak, yang dapat menjelaskan bagaimana musik memengaruhi suasana hati dan bagaimana terapi ritmik bekerja. Penemuan ini sangat menarik, mengingat pentingnya musik dan irama dalam banyak aspek kehidupan di Indonesia.
FREQ-NESS berpotensi mengarah pada antarmuka-komputer otak baru dan membantu mendiagnosis kondisi seperti autisme. Teknik ini juga menantang gagasan yang ada tentang perhatian dan persepsi, menunjukkan bahwa suara sangat memengaruhi cara kita fokus dan belajar. Penemuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi dunia medis dan pendidikan di Indonesia, serta membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana otak kita bekerja.