Nanomaterial magnetik berbasis besi semakin penting dalam biomedis, menunjukkan potensi dalam pengiriman obat bertarget, pengobatan kanker, dan pengelolaan kekurangan zat besi. Bahan-bahan ini berinteraksi dengan makrofag, sel-sel kekebalan penting, memengaruhi perilaku mereka dan membuka jalan terapeutik baru. Menurut tinjauan baru-baru ini di Magnetic Medicine, memahami interaksi ini sangat penting untuk merancang nanomedicine yang lebih aman dan lebih efektif, yang berpotensi merevolusi perawatan untuk peradangan kronis, kanker, penyakit menular, dan gangguan metabolisme zat besi.
Bagaimana Nanomaterial Besi Berinteraksi dengan Makrofag
Ukuran dan rute pemberian nanomaterial ini secara signifikan memengaruhi perilaku mereka di dalam tubuh. Begitu berada di dalam makrofag, nanomaterial ini mengalami biodegradasi, melepaskan ion besi yang dapat memprogram ulang fisiologi makrofag dengan memengaruhi homeostasis zat besi intraseluler dan memicu peristiwa biokimia. Nanomaterial magnetik berbasis besi tertentu juga menunjukkan aktivitas meniru enzim, yang selanjutnya memodulasi fungsi kekebalan dan metabolisme seluler.
Potensi Aplikasi Terapeutik
Nanomaterial ini dapat meniru enzim antioksidan, memengaruhi lingkungan seluler dan memengaruhi jalur pensinyalan sel. Interaksi ini menjanjikan untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk peradangan dan kanker. Penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel oksida besi (IONP) dapat menginduksi pergeseran fenotipik makrofag seperti M2 menjadi makrofag seperti M1 secara in vitro dan in vivo, yang menyebabkan kematian sel tumor. Keserbagunaan IONP memungkinkan penggunaannya sebagai agen theranostic, menggabungkan diagnosis dan terapi.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami keamanan jangka panjang dan mengoptimalkan mekanisme pengiriman nanomaterial ini. Namun, pengetahuan yang berkembang tentang bagaimana nanomaterial magnetik berbasis besi memengaruhi biologi makrofag menawarkan harapan untuk nanoterapi generasi berikutnya yang mengintegrasikan diagnostik dengan terapi bertarget.