Para peneliti di Dana-Farber Cancer Institute telah mengembangkan alat skrining genomik baru, Perturb-multiome, untuk merekayasa balik pemrograman genetik dalam sel. Alat inovatif ini menggunakan teknologi CRISPR untuk mempelajari bagaimana faktor transkripsi memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel, yang berpotensi merevolusi pengobatan gangguan darah.
Perturb-multiome memungkinkan para ilmuwan untuk secara bersamaan menghilangkan beberapa faktor transkripsi di berbagai jenis sel darah, memungkinkan analisis komprehensif interaksi gen-gen. Tim melakukan analisis sel tunggal untuk melacak perubahan dalam ekspresi gen dan aksesibilitas DNA, mengungkapkan jaringan regulasi yang mengatur diferensiasi dan fungsi sel. Menurut Dana-Farber Cancer Institute, varian di dalam wilayah kromatin yang dapat diakses yang sensitif terhadap faktor transkripsi, meskipun mewakili kurang dari 0,3% genom, menunjukkan pengayaan ~100 kali lipat dalam heritabilitas di seluruh fenotipe sel darah tertentu.
Penelitian ini berfokus pada sel darah yang belum matang, mengidentifikasi wilayah DNA yang secara signifikan memengaruhi perkembangan sel darah. Banyak dari wilayah ini mengandung mutasi yang terkait dengan gangguan hematologi. Penemuan ini dapat mengarah pada terapi gen baru untuk kondisi seperti penyakit sel sabit dan beta-talasemia. FDA telah menyetujui beberapa terapi gen berbasis CRISPR untuk penyakit sel sabit.
Studi kolaboratif, yang melibatkan para ahli dari Dana-Farber dan Boston Children's Cancer and Blood Disorders Center, menyoroti pentingnya pendekatan interdisipliner dalam mengatasi pertanyaan biologis yang kompleks. Penelitian ini didanai oleh organisasi termasuk La Caixa Foundation, Rafael del Pino Foundation, dan American Society of Hematology.