Indra Penciuman Lalat Buah: Membuka Rahasia Fungsi Otak dan Genetika

Memahami bagaimana lalat buah memproses bau dapat memberikan wawasan tentang fungsi otak dan genetika, yang berpotensi bermanfaat bagi kesehatan manusia dan teknologi. Lalat buah sangat bergantung pada indra penciuman mereka untuk menemukan makanan, menghindari bahaya, kawin, dan menemukan tempat bertelur. Aroma memicu pola tertentu di otak lalat, memengaruhi perilakunya. Profesor Silke Sachse mempelajari bagaimana sirkuit saraf memproses bau dan mengendalikan perilaku pada serangga. Dia pindah dari Institut Max Planck ke Universitas Würzburg untuk memimpin departemen Neurobiologi dan Genetika. Sachse menjelaskan bahwa setiap aroma menciptakan pola unik di otak, bahkan pada manusia. Sistem penciuman lalat buah mirip dengan manusia, menjadikannya model yang berguna untuk penelitian. Strukturnya yang lebih sederhana dan aksesibilitas genetik memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari mekanisme otak dengan lebih mudah. Lalat yang dimodifikasi secara genetik memungkinkan para peneliti untuk memvisualisasikan aroma mana yang memicu pola otak tertentu. Aroma tertentu, yang penting untuk kelangsungan hidup, hanya mengaktifkan satu area spesifik di otak lalat. Misalnya, geosmin dari jamur dan feromon seks memicu respons unik. Tim Sachse juga menemukan bahwa respons otak terhadap aroma yang menarik dapat berubah ketika dipasangkan dengan pengalaman negatif, menunjukkan plastisitas di wilayah otak yang sebelumnya dianggap tetap. Lalat memprioritaskan sinyal bahaya, seperti jamur, daripada aroma yang menarik, seperti jeruk matang. Penelitian Sachse membandingkan spesies lalat yang berbeda untuk memahami evolusi pengkodean aroma. Karyanya mengungkapkan prinsip-prinsip mendasar tentang bagaimana otak memproses informasi sensorik, dengan potensi aplikasi dalam memahami proses neurologis manusia dan mengembangkan teknologi baru.