Pada tahun 2023, para astronom menyaksikan peristiwa kosmik yang luar biasa: supernova SN 2023zkd, yang berjarak sekitar 730-750 juta tahun cahaya dari Bumi. Peristiwa ini pertama kali terdeteksi oleh Zwicky Transient Facility (ZTF), sebuah survei langit yang didanai oleh National Science Foundation dan konsorsium internasional universitas. Awalnya, SN 2023zkd tampak seperti supernova biasa, menandai akhir kehidupan bintang masif. Namun, analisis lebih lanjut mengungkapkan perilaku yang sangat tidak biasa. Setelah meredup secara bertahap, kecerahan SN 2023zkd melonjak kembali, hampir mencapai tingkat ledakan awalnya, sebuah fenomena yang dikenal sebagai "ledakan ganda" atau "kurva cahaya dua puncak". Fenomena ini menantang pemahaman konvensional tentang proses supernova.
Para ilmuwan, termasuk Aleksandr Gagliano dari Institute for Artificial Intelligence and Fundamental Interactions, menduga bahwa tabrakan bintang masif dengan lubang hitam pendampingnya mungkin menjadi penyebabnya, yang memicu supernova itu sendiri. Data arsip menunjukkan bahwa empat tahun sebelum peristiwa ini, objek tersebut telah menunjukkan peningkatan kecerahan yang stabil dan variasi cahaya yang aneh. Para peneliti percaya bahwa bintang dan lubang hitam tersebut berada dalam orbit yang sangat dekat. Saat bintang berotasi, ia kehilangan sejumlah besar massa. Gravitasi lubang hitam mendistorsi bintang tersebut secara intens, menyebabkan ledakan. Lonjakan kecerahan pertama terjadi ketika gelombang kejut dari supernova bertabrakan dengan gas di sekitarnya, sementara lonjakan kedua disebabkan oleh tabrakan yang lebih lambat dengan awan materi padat yang dikeluarkan oleh bintang dalam beberapa tahun terakhirnya. Penemuan ini, yang memanfaatkan algoritma kecerdasan buatan untuk mendeteksi anomali, memberikan bukti terkuat hingga saat ini untuk ledakan bintang yang dipicu oleh interaksi katastropik dengan lubang hitam pendamping. ZTF sendiri telah menjadi pemain kunci dalam penemuan supernova, mengklasifikasikan lebih dari 10.000 supernova sejak tahun 2012.