Potensi Kembalinya La Niña Akhir 2025 dan Implikasinya

Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17

Para ahli meteorologi sedang memantau Samudra Pasifik untuk mendeteksi tanda-tanda kembalinya fenomena La Niña, dengan prediksi yang mengindikasikan kemungkinan kemunculannya pada akhir tahun 2025. Fenomena iklim ini ditandai dengan pendinginan anomali di perairan ekuator Pasifik dan secara historis memengaruhi pola cuaca global.

Saat ini, sistem El Niño-Southern Oscillation (ENSO) berada dalam fase netral. Data per 14 Agustus 2025 menunjukkan anomali pendinginan ringan di perairan Pasifik sebesar -0,3°C. Meskipun fase netral ini telah memberikan curah hujan mendekati rata-rata dan mengurangi kondisi kekeringan di banyak wilayah, tren pendinginan yang teramati memerlukan perhatian lebih lanjut. Jika La Niña menguat antara musim gugur dan musim dingin 2025, perubahan signifikan dalam pola curah hujan dan suhu diperkirakan akan terjadi.

Wilayah di Meksiko tengah, timur, dan tenggara, termasuk Mexico City, Puebla, Veracruz, dan Chiapas, memiliki probabilitas lebih tinggi untuk mengalami peningkatan curah hujan dalam beberapa bulan mendatang. Fenomena La Niña merupakan bagian dari siklus ENSO, yang merupakan fluktuasi suhu permukaan laut di sekitar bagian tengah dan timur ekuator Samudra Pasifik yang berinteraksi dengan atmosfer. Fase netral ENSO terjadi ketika tidak ada El Niño maupun La Niña.

Menurut data dari BMKG, La Niña berpotensi aktif di Indonesia hingga April 2025, yang bersamaan dengan masuknya musim hujan. Fenomena ini dapat meningkatkan curah hujan hingga 20-40%. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Peningkatan curah hujan ini dapat memicu berbagai bencana, termasuk banjir lahar hujan jika bercampur dengan material vulkanik.

Perubahan iklim secara umum, yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penebangan hutan, dan pertanian, telah menyebabkan peningkatan suhu global. Hal ini berdampak pada pola cuaca ekstrem, kenaikan permukaan air laut, dan perubahan pola curah hujan. Pemanasan global yang terus berlanjut dapat mengintensifkan siklus air global, yang menyebabkan variasi cuaca yang lebih ekstrem. Kesadaran global dan tindakan kolektif sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim dan mengamankan keberlanjutan lingkungan global. Otoritas terkait mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti pembaruan informasi meteorologi dan mematuhi panduan resmi guna mempersiapkan diri menghadapi potensi variasi iklim. Kewaspadaan yang berkelanjutan sangat krusial untuk beradaptasi dengan pergeseran iklim yang diantisipasi ini.

Sumber-sumber

  • EL IMPARCIAL | Noticias de México y el mundo

  • El Heraldo de México

  • El País

  • El País

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Potensi Kembalinya La Niña Akhir 2025 dan ... | Gaya One