Pada 20 Juli 2025, episode ke-29 dari letusan Halemaʻumaʻu di Gunung Kīlauea dimulai sekitar pukul 5:15 pagi HST. Letusan ini ditandai dengan semburan lava yang signifikan dari ventilasi utara, yang meningkat dari ketinggian kurang dari 30 meter menjadi lebih dari 60 meter. Kegiatan ini disertai dengan penurunan kemiringan puncak dan peningkatan tremor seismik. Menurut National Weather Service, angin bertiup dari arah utara hingga timur laut, yang dapat membawa emisi vulkanik ke arah selatan dan barat daya.
Letusan Kīlauea pada 20 Juli 2025 merupakan bagian dari sejarah panjang aktivitas vulkanik di Hawaii. Gunung Kīlauea dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, dengan catatan letusan yang kaya. Sejak letusan pertama yang terdokumentasi pada tahun 1823, Kīlauea telah mengalami lebih dari 60 letusan, menjadikannya salah satu gunung berapi paling aktif di dunia.
Letusan-letusan sebelumnya telah membentuk lanskap Hawaii, menciptakan fitur-fitur geologis yang unik dan memengaruhi kehidupan penduduk setempat. Studi tentang letusan masa lalu membantu para ilmuwan memahami pola letusan, memprediksi aktivitas di masa depan, dan mengembangkan strategi mitigasi risiko. Peristiwa ini juga mengingatkan kita tentang kekuatan alam yang luar biasa dan pentingnya memahami sejarah untuk mempersiapkan masa depan.
Dalam sejarahnya, letusan Kīlauea telah menjadi bagian integral dari budaya dan identitas Hawaii, dengan mitos dan legenda yang terkait dengan gunung berapi tersebut. Pemahaman tentang sejarah letusan Kīlauea membantu kita menghargai warisan alam dan budaya Hawaii.