Krisis Iklim di Siprus: Perspektif Kesehatan dan Keselamatan

Siprus saat ini menghadapi gelombang panas yang parah, dengan suhu di pedalaman mencapai 44°C. Departemen Meteorologi telah mengeluarkan peringatan panas oranye, berlaku pada Kamis, 24 Juli 2025, dari pukul 11.00 hingga 17.00. Dalam konteks kesehatan dan keselamatan, situasi ini menimbulkan sejumlah risiko yang signifikan. Larangan kerja di luar ruangan hingga pukul 16.00 di wilayah yang terkena dampak, sebagai tindakan perlindungan kesehatan masyarakat, menyoroti dampak langsung dari suhu ekstrem pada kesehatan pekerja. Studi menunjukkan bahwa paparan panas berlebihan dapat menyebabkan kelelahan, dehidrasi, dan bahkan sengatan panas, yang berpotensi mengancam jiwa. Selain itu, peningkatan risiko kebakaran hutan, seperti yang terjadi di distrik Limassol, juga menjadi perhatian utama. Kebakaran hutan yang melanda antara 7,5 hingga 10 kilometer persegi lahan, yang berawal dari desa Alassa, menimbulkan ancaman langsung bagi keselamatan penduduk dan merusak lingkungan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa kebakaran hutan dapat meningkatkan polusi udara dan memperburuk masalah pernapasan. Upaya pemadaman kebakaran sedang berlangsung, dengan empat tim polisi memeriksa struktur yang terkena dampak. Belum ada laporan orang hilang, dan penyebab kebakaran sedang diselidiki. Pemerintah Siprus perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap cuaca ekstrem, termasuk menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat, serta memastikan ketersediaan fasilitas medis yang memadai. Masyarakat juga harus diberikan edukasi tentang cara melindungi diri dari panas ekstrem dan bahaya kebakaran hutan. Keselamatan dan kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi tantangan iklim ini.