Phoenix, Arizona dilanda badai debu dahsyat yang dikenal sebagai 'haboob' pada Agustus 2025, menyebabkan gangguan luas dan menyoroti kerentanan infrastruktur terhadap cuaca ekstrem.
Peristiwa ini menampilkan dinding debu yang menjulang tinggi, mengurangi jarak pandang hingga hampir nol. Akibatnya, terjadi penutupan jalan dan penundaan penerbangan di Bandara Internasional Phoenix Sky Harbor. Lebih dari 60.000 penduduk mengalami pemadaman listrik, menunjukkan dampak signifikan badai pada layanan penting. Angin kencang yang menyertai badai juga menyebabkan kerusakan, termasuk kebocoran pada atap terminal bandara.
Badan Meteorologi Nasional telah mengeluarkan peringatan, menyarankan pengemudi untuk mengurangi kecepatan dan mencari perlindungan. Fenomena haboob, yang berasal dari angin yang dihasilkan oleh badai petir, adalah kejadian yang umum di daerah gurun yang kering, namun intensitas dan frekuensinya semakin menjadi perhatian.
Para ahli mengaitkan peningkatan kejadian badai debu ini dengan perubahan iklim global. Pemanasan planet diperkirakan akan memperburuk kondisi cuaca ekstrem, menjadikan badai debu lebih sering dan lebih parah di masa depan. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada Arizona tetapi juga merupakan pengingat akan tantangan yang lebih luas yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap masyarakat di seluruh dunia.
Studi menunjukkan bahwa badai debu dapat memengaruhi kualitas udara, kesehatan pernapasan, dan bahkan mengganggu rantai pasokan serta jaringan listrik. Kejadian seperti ini menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan adaptasi. Dengan meningkatnya frekuensi peristiwa cuaca ekstrem, komunitas perlu menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan dan strategi mitigasi untuk melindungi penduduk dan infrastruktur.
Peristiwa ini berfungsi sebagai katalisator untuk meninjau dan memperkuat rencana darurat, memastikan ketahanan terhadap tantangan lingkungan yang terus berkembang.