Penelitian Laut Dalam di Indonesia: Tantangan dan Peluang Inovasi

Indonesia, sebagai negara maritim dengan wilayah laut yang luas, menghadapi tantangan signifikan dalam penelitian laut dalam. Meskipun memiliki potensi besar, jumlah peneliti yang fokus pada area ini masih terbatas, dengan hanya sekitar 20 peneliti aktif di Pusat Riset Laut Dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) per 2023. Hal ini berdampak pada minimnya publikasi riset laut dalam dalam beberapa tahun terakhir, terutama dibandingkan dengan riset di wilayah pesisir.

Wilayah laut dalam Indonesia mencakup sekitar 70% dari total luas laut negara ini, dengan kedalaman lebih dari 200 meter. Kawasan ini memiliki karakteristik tekanan tinggi, suhu rendah, dan ketiadaan cahaya, menjadikannya habitat bagi berbagai spesies unik. Penelitian di area ini penting untuk memahami ekosistem laut dalam, yang berpotensi menjadi sumber pangan, obat-obatan, dan bahan mineral, serta berperan dalam penyerapan karbon yang mendukung mitigasi perubahan iklim.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan peningkatan kapasitas peneliti melalui perbaikan kurikulum pendidikan tinggi yang lebih menekankan pada studi laut dalam. Kolaborasi penelitian, baik dengan institusi dalam negeri maupun internasional, juga krusial untuk memperkuat kapasitas riset dan memperluas cakupan penelitian. Selain itu, edukasi publik melalui berbagai media dapat meningkatkan kesadaran dan minat generasi muda terhadap pentingnya penelitian laut dalam.

Dengan pendekatan yang terkoordinasi dan dukungan yang memadai, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan riset laut dalam yang inovatif, yang tidak hanya bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.

Sumber-sumber

  • The Guardian

  • Nature

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.