Para ilmuwan di American Museum of Natural History telah mengungkap asal-usul kuno biofluoresensi pada ikan. Penelitian mereka, yang diterbitkan di Nature Communications dan PLOS One, mengungkapkan bahwa fenomena ini berasal dari setidaknya 112 juta tahun yang lalu.
Studi tersebut menunjukkan bahwa biofluoresensi telah berevolusi secara independen lebih dari 100 kali, terutama di antara ikan yang menghuni terumbu karang. Hal ini juga menyoroti keragaman warna yang lebih besar yang terlibat, termasuk panjang gelombang hijau, kuning, oranye, dan merah.
Para peneliti mensurvei 459 spesies biofluoresen, menemukan bahwa biofluoresensi berevolusi lebih cepat pada ikan penghuni terumbu. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara kemunculan terumbu karang dan diversifikasi fluoresensi pada spesies ini. Temuan ini juga dapat membantu dalam mengidentifikasi molekul fluoresen baru untuk aplikasi biomedis.