Legenda "raksasa berambut merah" dari Lovelock Cave adalah narasi yang memikat yang menyatukan tradisi lisan Paiute dengan temuan arkeologis. Suku Paiute menceritakan kisah tentang Si-Te-Cah, suku raksasa kanibal berambut merah yang ganas. Namun, analisis ilmiah modern menawarkan perspektif yang lebih membumi terhadap kisah ini.
Kisah Si-Te-Cah, seperti yang didokumentasikan oleh Sarah Winnemucca Hopkins dalam bukunya tahun 1882 "Life Among the Piutes: Their Wrongs and Claims," menggambarkannya sebagai musuh yang berperang dengan suku-suku tetangga. Menurut cerita rakyat, koalisi suku akhirnya mengalahkan dan memusnahkan Si-Te-Cah, dengan konfrontasi terakhir terjadi di Lovelock Cave. Beberapa cerita menunjukkan bahwa para raksasa itu terjebak di gua dan tewas dalam api yang dinyalakan di pintu masuknya.
Pada tahun 1911, para penambang yang menggali guano di Lovelock Cave menemukan sisa-sisa manusia yang dimumikan. Beberapa di antaranya dilaporkan mencapai ketinggian 6,5 kaki, dengan rambut merah yang khas. Penemuan ini memicu legenda, dengan laporan awal bahkan menunjukkan beberapa individu berusia antara 8 hingga 10 kaki. Namun, penyelidikan arkeologis selanjutnya, termasuk yang dipimpin oleh L. L. Loud dan Mark Raymond Harrington pada tahun 1912 dan 1924, menghasilkan sekitar 10.000 artefak dan sekitar 60 mumi.
Sisa-sisa ini, ketika dianalisis, ternyata memiliki tinggi rata-rata. Antropolog Adrienne Mayor berpendapat bahwa interpretasi 'raksasa' dari sisa-sisa tersebut mungkin berasal dari tulang hewan yang salah diidentifikasi, seperti tulang mammoth atau beruang prasejarah, yang mungkin disalahartikan sebagai manusia oleh penggali awal. Dia juga menyarankan bahwa semburat kemerahan pada rambut mungkin merupakan hasil dari faktor lingkungan yang memengaruhi pelestarian sisa-sisa, seperti mumifikasi alami di iklim kering atau aplikasi oker merah. Studi ilmiah, termasuk analisis tahun 1970-an oleh antropolog Sheilagh Brooks, menunjukkan bahwa beberapa tulang yang diatribusikan kepada raksasa sebenarnya berasal dari sapi, sementara sisa-sisa manusia adalah individu setinggi sekitar enam kaki—tinggi, tetapi bukan raksasa.
Penanggalan radiokarbon pada bahan yang ditemukan di Lovelock Cave menempatkan hunian manusia dari sekitar 1500 SM hingga 1500 M, dengan beberapa artefak berasal dari 2500 SM. Tanggal-tanggal ini tidak mendukung keberadaan ras raksasa. Meskipun legenda Si-Te-Cah merupakan bagian penting dari warisan budaya Paiute, bukti arkeologis saat ini tidak menguatkan keberadaan ras raksasa berambut merah di Amerika. Temuan di Lovelock Cave menawarkan wawasan berharga tentang kehidupan penghuni prasejarah Great Basin, mengungkapkan budaya kaya yang memanfaatkan sumber daya seperti alang-alang untuk membuat umpan bebek, jaring ikan, dan sandal, beberapa di antaranya termasuk yang tertua yang diketahui di dunia.
Kisah raksasa berambut merah berfungsi sebagai contoh kuat tentang bagaimana tradisi lisan dan penemuan arkeologis dapat menyatu, menciptakan narasi abadi yang terus memicu keingintahuan dan kekaguman.