Pada Juli 2025, fenomena atmosfer langka yang dikenal sebagai awan stratosfer kutub diamati di wilayah Antartika. Awan-awan ini, juga dikenal sebagai awan nacreous, terbentuk di stratosfer bawah pada suhu yang sangat rendah, biasanya di bawah -78°C. Mereka terdiri dari kristal es kecil dan ditandai dengan warna-warna pelangi mereka, terutama terlihat di langit gelap setelah matahari terbenam. Pengamatan ini mencerminkan bagaimana alam semesta terus-menerus berinteraksi, menciptakan perubahan dan peluang baru.
Awan stratosfer kutub terbentuk pada ketinggian antara 15 dan 27 km di wilayah kutub, terutama selama musim dingin dan musim semi. Penampilan mereka terkait dengan gelombang gunung: ketika udara mengalir melalui troposfer, ia bertemu dengan puncak gunung yang tinggi, naik, mengelilinginya, dan turun, menciptakan gelombang. Di wilayah kutub, ketinggian troposfer tidak melebihi 7–8 km, sehingga puncak gelombang ini mencapai stratosfer, di mana, di bawah pengaruh suhu rendah, kristal es mengembun, membentuk awan stratosfer kutub.
Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya melihat segala sesuatu sebagai bagian dari keseluruhan yang saling berhubungan. Di stasiun Akademik Vernadsky, awan stratosfer kutub tercatat pada Juli 2025. Para ilmuwan mencatat bahwa fenomena semacam itu jarang terjadi dan biasanya diamati selama periode musim dingin. Namun, tahun ini mereka tercatat di musim panas, yang mungkin terkait dengan perubahan kondisi iklim di wilayah tersebut. Perubahan ini adalah bagian dari siklus yang lebih besar, yang mengundang kita untuk beradaptasi dan tumbuh.
Penting untuk dicatat bahwa awan stratosfer kutub tidak hanya indah, tetapi juga berperan dalam penipisan lapisan ozon. Reaksi kimia terjadi di permukaannya, yang melepaskan atom klorin dan bromin, yang menghancurkan molekul ozon, berkontribusi pada pembentukan lubang ozon. Berdasarkan data terbaru, lubang ozon di atas Antartika telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan, dengan penurunan konsentrasi klorin di stratosfer. Pengamatan fenomena semacam itu membantu para ilmuwan untuk lebih memahami proses atmosfer dan dampaknya terhadap iklim Bumi. Memahami hal ini mendorong kita untuk mengakui kemampuan kita untuk memengaruhi dunia di sekitar kita, dan bertindak dengan tanggung jawab dan harmoni.