Ekonomi Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat dari yang diperkirakan pada kuartal kedua tahun 2025, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 3% secara tahunan, setelah mengalami kontraksi 0,5% pada kuartal pertama. Meskipun angka ini menunjukkan pemulihan, para ekonom mengingatkan bahwa rebound ini mungkin berlebihan karena dipengaruhi oleh penurunan impor yang tajam, yang secara artifisial meningkatkan angka PDB. Penurunan impor ini terjadi setelah lonjakan impor pada kuartal pertama, di mana bisnis berusaha menghindari tarif baru yang diberlakukan. Penurunan impor pada kuartal kedua berkontribusi lebih dari 5 poin persentase terhadap pertumbuhan PDB, yang dapat memberikan gambaran yang tidak akurat tentang kesehatan ekonomi yang sebenarnya.
Pengeluaran konsumen meningkat sebesar 1,4% pada kuartal kedua, lebih baik dibandingkan dengan 0,5% pada kuartal pertama. Namun, investasi bisnis mengalami penurunan tajam sebesar 15,6%, penurunan terbesar sejak pandemi COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada pertumbuhan, sektor investasi masih menghadapi tantangan signifikan.
Inflasi menunjukkan tanda-tanda penurunan, dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) meningkat sebesar 2,1% secara tahunan, mendekati target 2% yang ditetapkan oleh Federal Reserve. Meskipun demikian, beberapa ekonom berpendapat bahwa tarif yang diberlakukan dapat meningkatkan biaya dan mengurangi efisiensi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan investasi bisnis.
Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50%, meskipun ada tekanan untuk menurunkan suku bunga guna merangsang pertumbuhan ekonomi. Beberapa anggota Federal Open Market Committee (FOMC) mendukung penurunan suku bunga, sementara yang lain khawatir tentang potensi inflasi yang lebih tinggi akibat tarif.
Secara keseluruhan, meskipun ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pemulihan, tantangan seperti penurunan investasi bisnis dan ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan tetap ada. Pemantauan terus-menerus terhadap indikator ekonomi dan kebijakan moneter akan penting untuk menilai arah ekonomi di masa depan.