Pasar saham Asia mengalami penurunan signifikan pada 1 Agustus 2025, dipengaruhi oleh pengumuman tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah negara. Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif antara 10% hingga 50% pada impor dari 68 negara dan Uni Eropa, efektif mulai 7 Agustus 2025. Negara-negara seperti Kanada, Meksiko, dan China menghadapi tarif yang lebih tinggi, sementara negara-negara lain seperti Australia dikenakan tarif minimal 10%. Langkah ini menandai revisi signifikan dalam kebijakan perdagangan AS, meningkatkan tarif rata-rata dari 13,3% menjadi 15,2%, dibandingkan dengan hanya 2,3% sebelum kembalinya Trump ke kantor. Pengumuman ini menyebabkan penurunan moderat di pasar saham Asia dan futures saham AS. Analis pasar menunjukkan bahwa reaksi yang terbatas disebabkan oleh kesepakatan perdagangan baru-baru ini dengan Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan penundaan 90 hari untuk Meksiko, serta pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung dengan China. Namun, para ekonom mengungkapkan kekhawatiran tentang tekanan inflasi, penurunan margin laba perusahaan, dan gangguan rantai pasokan. Beberapa berpendapat bahwa tarif mungkin akhirnya dapat dinegosiasikan, sementara yang lain melihatnya sebagai sinyal pergeseran menuju sistem perdagangan global yang lebih tidak pasti dan terfragmentasi. Meskipun langkah ini memberikan leverage politik, para ahli keuangan memperkirakan keuntungan ekonomi minimal dan peningkatan volatilitas pasar. Secara keseluruhan, tarif ini menandai kelanjutan dari kebijakan perdagangan agresif Trump, mendorong sentimen investor yang hati-hati dan kekhawatiran tentang stabilitas perdagangan global jangka panjang.
Pasar Eropa juga terpengaruh oleh pengumuman tarif AS, dengan indeks utama seperti DAX Jerman, CAC 40 Prancis, dan FTSE 100 Inggris mengalami penurunan signifikan. Penurunan ini mencerminkan dampak global dari kebijakan perdagangan AS yang baru.
Selain itu, harga minyak mentah mengalami penurunan, sementara dolar AS melemah terhadap yen Jepang dan euro. Meskipun beberapa sektor, seperti teknologi, menunjukkan kinerja positif, secara keseluruhan, pasar global menghadapi tantangan signifikan akibat ketidakpastian perdagangan dan dampak dari tarif baru yang diberlakukan oleh AS.
Para ekonom dan analis pasar terus memantau situasi ini, mengingat potensi dampak jangka panjang dari kebijakan perdagangan AS terhadap ekonomi global dan stabilitas pasar keuangan.