Pasar saham Amerika Serikat pada 13 Agustus 2025 mencatat lonjakan signifikan, dengan indeks-indeks utama mencapai rekor tertinggi baru. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi yang semakin kuat bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan September.
Indeks S&P 500 naik 0,3% menjadi 6.466,58, sementara Nasdaq Composite menguat 0,1% ke level 21.713,14, keduanya mencatatkan rekor baru. Dow Jones Industrial Average menunjukkan kinerja yang lebih kuat, naik 1% dan ditutup pada 44.922,27. Kenaikan ini terjadi setelah data inflasi Juli menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 2,7% secara tahunan, lebih rendah dari perkiraan. Namun, inflasi inti (core CPI) naik 3,1%, level tertinggi dalam enam bulan terakhir, mengindikasikan tekanan inflasi yang masih ada.
Investor melihat potensi penurunan suku bunga The Fed sebagai katalis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kinerja perusahaan. Sekretaris Keuangan AS, Scott Bessent, menyerukan agar The Fed memotong suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September, lebih agresif dari ekspektasi pasar yang umumnya memperkirakan pemotongan 25 basis poin. Pejabat The Fed seperti Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic memberikan pandangan yang beragam mengenai waktu dan besaran pemotongan suku bunga.
Pergerakan pasar ini juga tercermin di pasar global. Di Asia, Nikkei 225 Jepang dan Hang Seng Hong Kong mencatatkan kenaikan. Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS mengalami penurunan. Sementara itu, di pasar domestik Vietnam, Indeks VN-Index naik 0,21% menjadi 1.611,60, dan Indeks HNX melonjak 1,16% ke level 279,69. Sektor perbankan Vietnam menunjukkan kinerja kuat sepanjang 2025, berkontribusi signifikan terhadap kenaikan VN-Index, dengan saham-saham perbankan naik 25,87% year-to-date.
Pasar saham AS menunjukkan ketahanan dan optimisme, didorong oleh data ekonomi yang memberikan harapan untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif, meskipun tantangan inflasi yang persisten tetap perlu dicermati.