Pendiri Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis, Platform Perkuat Moderasi di Tengah Tantangan Hukum

Diedit oleh: gaya ❤️ one

Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram, ditangkap di Prancis pada 24 Agustus 2024, di Bandara Le Bourget dekat Paris. Penangkapan ini merupakan bagian dari penyelidikan yang dipimpin oleh Polisi Yudisial Nasional Prancis, yang menyoroti tantangan berkelanjutan yang dihadapi platform dalam memoderasi konten dan memerangi aktivitas ilegal.

Durov menghadapi dua belas tuduhan, termasuk keterlibatan dalam pengelolaan platform online yang memfasilitasi transaksi ilegal oleh kelompok terorganisir, penolakan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang, dan keterlibatan dalam distribusi materi pelecehan seksual anak. Situasi hukum Durov terus berkembang; ia ditempatkan di bawah pengawasan yudisial dan diwajibkan membayar uang jaminan sebesar €5 juta. Ia juga harus melapor ke polisi dua kali seminggu dan dilarang meninggalkan Prancis. Namun, pada Maret 2025, kondisi pengawasannya dimodifikasi, memungkinkannya untuk sementara meninggalkan Prancis, dan sejak Juli 2025, ia diizinkan untuk bepergian ke luar negeri hingga dua minggu setiap kali, asalkan ia memberi tahu hakim yang menyelidiki satu minggu sebelumnya.

Menanggapi tuduhan tersebut dan tantangan hukum yang berkelanjutan, Telegram telah mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan praktik moderasi kontennya. Platform ini telah menerapkan alat AI untuk meningkatkan keamanan pencarian dan memfilter produk ilegal. Selain itu, Telegram berkomitmen untuk berbagi informasi pengguna, seperti alamat IP dan nomor telepon, dalam kasus kriminal serius sebagai tanggapan atas permintaan yang sah. Perubahan kebijakan ini menandai pergeseran signifikan dari sikap sebelumnya yang lebih ketat terhadap pembagian data pengguna.

Kasus ini menyoroti perdebatan global yang sedang berlangsung mengenai tanggung jawab perusahaan teknologi dalam memoderasi konten dan mencegah penyalahgunaan platform mereka untuk kegiatan kriminal. Telegram telah menghapus ribuan saluran yang terkait dengan pasar gelap berbahasa Mandarin yang memfasilitasi lebih dari $35 miliar dalam transaksi ilegal, menunjukkan upaya berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini. Namun, sifat dinamis dari aktivitas kriminal, yang sering kali bermigrasi ke platform baru, menghadirkan tantangan yang berkelanjutan.

Durov sendiri telah menyatakan kebingungan dan frustrasinya atas kasus ini, menyebut penangkapannya "absurd secara hukum dan logis" dan mengklaim bahwa penyelidikan tersebut berjuang untuk menemukan bukti kesalahan dari pihak Telegram. Ia juga berpendapat bahwa menahan seorang CEO atas tindakan penggunanya adalah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peristiwa ini telah memicu diskusi luas tentang keseimbangan antara privasi pengguna, kebebasan berbicara, dan kebutuhan akan penegakan hukum di era digital. Kerja sama antara otoritas Prancis dan Belgia dalam penyelidikan ini menggarisbawahi upaya internasional yang terkoordinasi untuk mengatasi kejahatan siber lintas batas.

Sumber-sumber

  • Yahoo! Finance

  • Le Monde

  • BBC News

  • Le Monde

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.