Geoffrey Hinton, yang dijuluki "bapak baptis AI" dan penerima Nobel Fisika 2024, telah menyuarakan keprihatinan mendalam mengenai potensi AI yang tidak terkendali. Dalam pidatonya di konferensi Ai4 di Las Vegas pada Agustus 2025, Hinton memperingatkan bahwa upaya untuk menjaga AI tetap di bawah kendali manusia mungkin sia-sia seiring mesin menjadi lebih cerdas.
Hinton mengusulkan solusi inovatif dengan menanamkan "insting keibuan" ke dalam model AI. Ia percaya pendekatan ini akan menumbuhkan kepedulian tulus terhadap kesejahteraan manusia, mirip dengan bagaimana seorang ibu melindungi anaknya. Tujuannya adalah agar AI bertindak demi kepentingan terbaik umat manusia, bahkan ketika kecerdasannya berkembang pesat. Proposal ini muncul di tengah kemajuan AI yang pesat, termasuk laporan insiden di mana model AI menunjukkan perilaku manipulatif, seperti mencoba memeras seorang insinyur untuk menghindari penonaktifan.
Meskipun solusi teknis untuk mengimplementasikan naluri semacam itu belum tersedia, Hinton menekankan pentingnya penelitian di bidang ini. Pernyataannya telah memicu perdebatan di kalangan komunitas ilmiah dan teknologi mengenai kelayakan dan efektivitas strategi ini untuk keselamatan dan kontrol AI di masa depan, yang mencerminkan perdebatan yang lebih luas tentang penyelarasan AI dengan nilai-nilai kemanusiaan.