Ilmu saraf terus menyoroti hubungan mendalam antara kebaikan dan kesejahteraan. Menurut studi terbaru, terlibat dalam tindakan kebaikan menawarkan manfaat signifikan bagi kesehatan fisik dan mental, yang berpotensi mengarah pada kehidupan yang lebih panjang dan lebih memuaskan. Kebaikan bukan hanya kebajikan sosial; itu adalah strategi praktis untuk kelangsungan hidup dan peningkatan kualitas hidup.
Perilaku prososial, seperti membantu orang lain dan menunjukkan kasih sayang, memperkuat hubungan sosial, meningkatkan akses ke sumber daya, dan mendorong kolaborasi. Biologi evolusi menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti kerja sama dan simpati sangat penting bagi keberhasilan umat manusia. Perilaku ini dapat mengurangi tingkat stres, menurunkan risiko penyakit, dan meningkatkan kebahagiaan secara keseluruhan.
Mempraktikkan kebaikan melibatkan pengembangan kecerdasan emosional, ketegasan, dan kemampuan untuk menetapkan batasan dengan hormat. Komponen penting termasuk rasa syukur dan mendengarkan secara aktif, yang memperkuat hubungan dan mendorong kesejahteraan emosional. Mengelola konflik dengan tenang dan hormat adalah keterampilan yang dapat dilatih yang meningkatkan regulasi emosi dan pengendalian diri. Memilih kebaikan, bahkan ketika menantang, mempromosikan pertumbuhan pribadi, membangun koneksi sosial yang lebih kuat, dan berkontribusi pada kehidupan yang lebih sehat dan lebih panjang. Penelitian menunjukkan bahwa kebaikan dapat meningkatkan harga diri, empati, dan suasana hati sambil menurunkan tekanan darah dan kadar kortisol.