China telah memperluas kebijakan bebas visa untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional dan meningkatkan sektor pariwisata. Kebijakan ini memungkinkan warga negara dari 38 negara untuk memasuki China tanpa visa untuk masa tinggal hingga 30 hari, berlaku hingga 31 Desember 2025. Negara-negara yang termasuk dalam kebijakan ini antara lain Andorra, Australia, Austria, Belgia, Brunei, Bulgaria, Kroasia, Siprus, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Liechtenstein, Luksemburg, Malaysia, Malta, Monako, Montenegro, Belanda, Selandia Baru, Makedonia Utara, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Slovakia, Slovenia, Korea Selatan, Spanyol, dan Swiss. Selain itu, kebijakan ini juga mencakup tujuan wisata yang kurang dikenal untuk mendiversifikasi penawaran dan mendistribusikan manfaat pariwisata di seluruh negeri. Pendekatan holistik ini bertujuan untuk menciptakan dampak positif di semua tingkatan, dari wisatawan individu hingga ekonomi nasional, mendorong koneksi yang lebih dalam antara orang-orang dan dunia.
Perluasan kebijakan bebas visa ini diharapkan dapat lebih meningkatkan jumlah turis asing, yang mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024. Dengan membuka pintunya lebih lebar, China bertujuan untuk memperkuat posisinya sebagai tujuan wisata global dan merangsang pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata. Kebijakan ini bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga undangan untuk menemukan kekayaan budaya dan vitalitas China.