Dalam sebuah opini yang diterbitkan di The New York Times pada 10 Juli 2025, ahli bahasa dan profesor Universitas Columbia, John McWhorter, mengemukakan pandangannya mengenai penggunaan istilah "Afro-Amerika". Ia berpendapat bahwa istilah tersebut tidak lagi mencerminkan realitas pengalaman orang kulit hitam di Amerika Serikat saat ini. McWhorter menyarankan agar istilah "Kulit Hitam" digunakan sebagai pengganti, dengan alasan bahwa hubungan antara orang Amerika keturunan Afrika dan benua Afrika semakin jauh bagi banyak individu. Ia menekankan pentingnya adaptasi bahasa untuk mencerminkan identitas dan pengalaman yang lebih akurat dalam masyarakat yang terus berkembang.
McWhorter juga menyoroti bagaimana bahasa membentuk identitas dan pengalaman. Ia berpendapat bahwa pilihan istilah yang digunakan tidak hanya mencerminkan sejarah dan budaya, tetapi juga mempengaruhi bagaimana individu memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Dengan merangkul istilah "Kulit Hitam", McWhorter berharap dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis, di mana keragaman dan individualitas dihargai.
Refleksi McWhorter mengajak kita untuk mempertimbangkan bagaimana kata-kata kita dapat menyatukan atau memisahkan kita, dan untuk memilih kata-kata yang mempromosikan pemahaman dan koneksi manusia. Ia menekankan bahwa perubahan dalam bahasa adalah langkah penting menuju pemahaman yang lebih baik dan penghargaan terhadap pengalaman orang kulit hitam di Amerika Serikat.