Pembelajaran sepanjang hayat menjadi kunci penting dalam menghadapi era inovasi dan perubahan teknologi yang cepat. Konsep ini menekankan pentingnya individu untuk terus belajar dan beradaptasi sepanjang hidup guna tetap relevan di dunia kerja dan masyarakat.
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pembelajaran sepanjang hayat bukan hanya sekadar narasi, tetapi telah menjadi program konkret pemerintah. Ia menekankan pentingnya program pelatihan seperti Kartu Prakerja yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keahlian angkatan kerja di seluruh Indonesia. Program ini telah terbukti meningkatkan tingkat kebekerjaan dan mengubah kebiasaan belajar masyarakat melalui teknologi.
UNESCO juga mengakui Indonesia sebagai contoh baik dalam menerapkan pembelajaran sepanjang hayat. Program Kartu Prakerja dianggap sebagai inisiatif yang efektif dalam mempromosikan pembelajaran inklusif bagi semua kalangan. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memastikan akses pendidikan bagi setiap individu tanpa memandang usia atau latar belakang.
Selain itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Kurikulum Merdeka berupaya menumbuhkan budaya pembelajaran sepanjang hayat. Kurikulum ini dirancang untuk mendorong siswa menikmati proses belajar, termasuk saat menghadapi kegagalan, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemandirian dalam belajar.
Menko Airlangga Hartarto menekankan bahwa pembelajaran sepanjang hayat berperan penting di era disrupsi yang menuntut kemampuan beradaptasi dan peningkatan keterampilan. Ia menyoroti pentingnya program seperti Kartu Prakerja dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi tantangan global.
Dengan berbagai inisiatif tersebut, Indonesia berupaya memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk terus belajar dan berkembang, sehingga dapat berkontribusi secara optimal dalam masyarakat dan dunia kerja yang terus berubah.