Kementerian Ekonomi Kreatif Indonesia (Kemenekraf) memandang sektor ekonomi kreatif sebagai lingkungan belajar yang berharga bagi anak-anak, yang bertujuan untuk membina daya saing. Pendekatan ini menekankan pentingnya menanamkan kreativitas sejak usia dini, tidak hanya melalui bermain dan seni, tetapi juga dalam membentuk karakter inovatif. Dari sudut pandang teknologi, inisiatif ini sangat relevan. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia mencapai 79,5% pada tahun 2024, menunjukkan potensi besar untuk memanfaatkan teknologi dalam pendidikan dan pengembangan kreativitas anak-anak.
Dukungan Kemenekraf terhadap pengembang game lokal untuk memperkenalkan produk kreatif Indonesia kepada khalayak yang lebih luas, menggunakan metode yang menyenangkan dan mendidik, adalah langkah strategis untuk memanfaatkan potensi teknologi. Perkembangan teknologi juga menawarkan platform baru untuk pembelajaran kreatif, seperti penggunaan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dalam pendidikan.
Kemenekraf mendukung inisiatif ini dengan berpartisipasi dalam perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2025, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Tema HAN 2025 adalah "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045", yang mempromosikan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga untuk memastikan perkembangan anak yang sehat, bahagia, dan kreatif. Perayaan ini mencakup kegiatan seperti jalan sehat dan hiburan publik di Jakarta. Acara-acara ini menampilkan pertunjukan seni, permainan tradisional, dan interaksi budaya, yang mempromosikan rasa kebersamaan.
Kesimpulannya, pendekatan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi kreatif sebagai ruang belajar bagi anak-anak, dengan dukungan teknologi, adalah investasi yang tepat untuk masa depan. Dengan memanfaatkan teknologi, Indonesia dapat menciptakan generasi yang lebih kreatif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan di era digital.