Kecerdasan Buatan (AI) dengan cepat mengubah berbagai sektor, termasuk desain. Integrasinya mengubah cara tugas dilakukan dan keputusan dibuat, mendorong pemeriksaan kritis terhadap dampaknya pada kreativitas manusia dan pemikiran kritis.
Transformasi yang didorong oleh AI saat ini mencerminkan Revolusi Industri. AI mengotomatiskan tugas kognitif, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi hilangnya individualitas dalam pekerjaan manusia. Risikonya terletak pada memprioritaskan kecepatan dan produktivitas daripada orisinalitas, yang mungkin mengarah pada homogenisasi hasil.
Sistem AI seperti ChatGPT, Claude, dan Gemini dapat menghasilkan konten, tetapi mereka dapat secara tidak sengaja mempromosikan keburukan dengan memperkuat pola yang ada. Pengawasan manusia sangat penting untuk memastikan pelestarian kedalaman dan nuansa dalam upaya kreatif. Penelitian menunjukkan bahwa AI dapat meningkatkan kinerja kreatif dasar, tetapi ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat mengurangi keragaman ide.
Kreativitas sejati membutuhkan lompatan konseptual dan pengalaman dunia nyata yang tidak dapat direplikasi oleh AI. Tantangannya adalah mengintegrasikan AI sebagai ekstensi kognitif yang melengkapi kemampuan manusia tanpa mengurangi nilai kreativitas manusia. Seiring berkembangnya AI, sangat penting untuk menyeimbangkan kemampuannya dengan pelestarian kreativitas manusia dan pemikiran kritis.