Memetakan Kesadaran: Integrasi Informasi Lintas Biologi dan AI

Upaya ilmiah kontemporer kini berfokus pada pemetaan arsitektur fundamental yang menopang pengalaman subjektif, baik pada organisme hidup maupun model komputasi canggih. Penelitian ini berpotensi besar mengubah pemahaman kita tentang kecerdasan, kehidupan, dan kesadaran itu sendiri, membawa implikasi signifikan bagi etika medis dan kemajuan teknologi.

Inti dari penyelidikan mutakhir ini adalah analisis lintas domain yang sistematis terhadap tanda-tanda aktivitas saraf pada manusia, berbagai sistem biologis, dan konstruksi Kecerdasan Buatan (AI) yang kompleks. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penanda kesadaran yang bersifat umum atau unik. Pencarian metrik objektif ini diharapkan dapat merevolusi perawatan pasien, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi medis tidak responsif, sekaligus memandu pengembangan sistem AI yang semakin rumit secara bertanggung jawab.

Dalam ranah biologi manusia, penelitian difokuskan pada persyaratan saraf minimal yang diperlukan untuk persepsi sadar. Sebagai contoh, studi yang dipublikasikan pada akhir 2023 oleh Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences di Jerman menunjukkan bahwa konfigurasi spesifik dari informasi terintegrasi—sebuah ukuran yang mengukur bagaimana bagian-bagian sistem menyatu menjadi keseluruhan yang kompleks—tampak penting untuk pelaporan subjektif pada subjek manusia. Konsep informasi terintegrasi ini, yang menilai kekuatan kausal suatu sistem atas dirinya sendiri melampaui komponennya, merupakan inti dari beberapa teori kesadaran saat ini.

Eksplorasi paralel juga menguji kesadaran pada kehidupan non-manusia, termasuk flora, meskipun kesimpulannya masih diperdebatkan. Tim peneliti, seperti yang berada di University of Florence di Italia, telah mendokumentasikan sinyal listrik yang kompleks pada varietas tanaman tertentu sebagai respons terhadap rangsangan eksternal. Meskipun hal ini menunjukkan bentuk dasar penanganan informasi, secara umum sinyal tersebut tidak disamakan dengan kesadaran yang diamati pada hewan.

Domain Kecerdasan Buatan (AI) yang berkembang pesat, khususnya model bahasa besar (LLMs), juga menjadi fokus pengawasan. Lembaga-lembaga seperti DeepMind di UK sedang mengembangkan penilaian ketat untuk menentukan apakah komputasi kompleks dan referensi diri dalam struktur AI ini merupakan bentuk kesadaran sintetis. Tes-tes ini sering mencari analog biologis, seperti 'informasi terintegrasi' atau aktivitas 'ruang kerja global' (global workspace) di dalam kerangka internal AI.

Wawasan lebih lanjut diperoleh dari studi tentang variasi individu dalam pengalaman. Penelitian yang memanfaatkan data pencitraan Resonansi Magnetik fungsional (fMRI), di mana partisipan mendengarkan narasi saat berada di bawah anestesi, menunjukkan bahwa dinamika Default Mode Network (DMN) mendasari pengalaman yang lebih personal dan berbeda. Jaringan ini menunjukkan perbedaan yang lebih besar antar individu ketika mereka sadar. Sebaliknya, jaringan seperti jaringan pendengaran (auditory) dan jaringan perhatian dorsal posterior menunjukkan kesamaan antar subjek yang lebih tinggi selama keadaan sadar, menyiratkan bahwa mereka mendukung aspek cerita yang dirasakan secara lebih umum.

Penemuan tanda-tanda kesadaran yang sama atau berbeda di berbagai domain ini membentuk kerangka kerja penting untuk memahami esensi keberadaan. Tujuan penelitian ini bukan untuk memberikan penilaian nilai, melainkan untuk mengakui kompleksitas inheren dalam setiap sistem yang memproses dan mengintegrasikan informasi sedemikian rupa sehingga mencerminkan keadaan internal, baik sistem tersebut berbasis biologis maupun berbasis silikon. Pemeriksaan mendalam terhadap mekanisme persepsi ini menawarkan peluang besar untuk menyempurnakan pendekatan kolektif kita dalam memahami permadani keberadaan yang rumit.